Rabu, 21 September 2016

Unknown

Ibadah Faceless Generation "For The Lord Sees Not As Man Sees" Bersama Ps. Hengky Kusworo & Ev. Hadassah Gloria Purnomo

Faceless Generation
Ps. Hengky Kusworo
1 Samuel 16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata,  tetapi TUHAN melihat hati. 

Kata hari minggu dalam bahasa aslinya adalah sun day (hari matahari).  Background ibadah di hari minggu, adalah kaisar Constantine dari romawi menyembah berhala. Tiba-tiba dia melihat penglihatan salib dan bertobat menerima Yesus. Lalu, beliau mengumumkan untuk menjadi negara kristen, karena mereka biasa ibadah menyembah dewa matahari di hari minggu maka mereka tetap beribadah di hari minggu.

Samuel melihat Eliab layak untuk jadi raja, tapi Tuhan ternyata tidak memilihnya. Dari anak Isai yang pertama sampai yang ke tujuh tidak ada yang dipilih Tuhan. Apa yang dilihat manusia, tidak dilihat oleh Tuhan. Manusia melihat yang di depan mata, tapi Tuhan melihat hati. Standar atau kualifikasi Tuhan itu HATI. 

Kekristenan adalah mezbah ( meletakkan, meletakkan, dan meletakkan) dan bukan mezbah. Manusia bahkan tidak bisa mengetahui hatinya sendiri, contoh Musa yang tertipu oleh pandangan matanya.

Suatu ketika ada misionaris Afrika yang pulang ke negaranya, dia dielu-elukan dan disambut dengan baik. Lalu dia diundang ke sebuah gereja untuk khotbah tentang Afrika. Ia datang dengan antusias, berharap dapat memberikan challenge pada gereja tersebut untuk menaburkan waktu, tenaga, dan uangnya untuk Afrika. Tapi ketika dia datang, hanya ada 5 orang-orang yang sudah lansia. Misionari ini sangat kecewa, dia males khotbah, tapi Tuhan ngomong dia harus khotbah, dan dia lakukan. Di tengah-tengah khotbah ada 1 anak muda bertobat, yaitu pemompa Orgal (alat musik yang dipakai jaman dulu) dan anak muda itu adalah DAVID LIVINGSTONE. 

David meninggalkan keluarganya untuk masuk Afrika, dan menggoncangkan dunia. Ia membuat seluruh Afrika mendengar dan mengenal nama Tuhan. Dia meninggal dalam kondisi berlutut berdoa. Afrika disentuh oleh seorang pemompa Orgal. Jenazahnya diambil oleh Inggris, tapi hatinya dicuri dan ditanam di Afrika. 

Penilaian kita bukanlah penilaian Tuhan. Manusia tidak pernah mengerti bahwa ukuran Tuhan dalam hidup kita adalah HATI. Kalau kita alami masalah, jangan pernah salahkan Tuhan tapi tarik ke dalam hati kita. Learning by heart!

Apapun yang kita alami, yang tidak enak, yang tidak tembus, yang tidak breakthrough, TARIK HATI KITA tanya Roh Kudus, apa yang tidak benar di hati kita. Jagalah hati kita dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Dari hati kita, kita dibawa sejauh apa, setinggi apa. Sumbernya tetaplah dari hati kita. 

Ada seorang guru baru bertobat yang mengajar panti asuhan Yahudi, beliau berkata untuk apa, tapi Tuhan tetap minta beliau mengajar anak-anak Yahudi ini untuk kenal Tuhan. Dan akhirnya anak-anak panti asuhan itu bertobat, salah satunya adalah MORRIS CERULLO. Hari ini, guru pengajar tersebut menjadi salah satu staff dari Morris Cerullo. Andai guru itu berhenti, maka tidak akan ada Morris Cerullo hari ini.

Waktu itu adalah tahun-tahun perbudakan orang kulit hitam di amerika. Sampe suatu kali, di tengah-tengah ibadah ada orang Pantekosta yang berkhotbah tentang pencurahan Roh Kudus di depan orang-orang kulit putih, dan orang kulit-kulit hitam mendengarkan di luar. Terjadi lawatan, tapi tidak ada satu orang kulit putih pun yang berhasil. Tapi tanpa dia sadari, ada seorang anak kulit hitam bernama WILLIAM J. SIMON yang mendengarkan dari bilik pintu, ia bertobat dan membuat lawatan. Dan hari ini kita tau, lahir sebuah kegerakan di Azusa Street. 120 negara kena dampak dari Azusa Street, Indonesia di tahun 1966 adalah dampak dari Azusa st. Wales revivals juga dampak dari Azusa st. 

Firman adalah benih. Meskipun kita tidak melihat hasilnya, tapi kita sedang menanam sesuatu yang tidak dilihat mata kita. Dan benih itu sedang bertumbuh, bergerak dan berbuah dalam hidup kita. Setiap kita jangan tertipu dengan mata kita. Kita tidak pernah mengerti kita sedang menabur pada siapa. Manusia tidak bisa melihat apa yang Tuhan lihat. 

Sebab bukan dari timur dan bukan dari barat, bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah hakim, direndahkannya yang satu dan ditinggikannya yang lain, kata kitab Mazmur. Tuhan memberi anugrah pada orang yang rendah hati. 

Bapak Petrus Agung Purnomo pernah ngomong sama Ps Hengky, ada orang yang kepahitan sama Ps Hengky. Tuhan bicara sama Bapak untuk menyampaikan ke Ps Hengky, datangi rumahnya dan basuh kakinya. Lalu dilakukan sama Ps Hengky, dan terjadilah rekonsiliasi. Setelah itu, Ps Hengky ditunggu Bapak di sebuah rumah makan. Dan Bapak berkata, dengan cara seperti ini Ps Hengky bisa jadi besar. 

Orang paling SULIT direndahkan, tapi cara untuk jadi besar hanya dengan DIRENDAHKAN karena anugrahNya hanya bisa turun pada orang yang rendah hati. 

Suatu kali Ps Hengky diizinkan mendampingi pelayanan oleh Bapak ke pelosok Kendari, yang butuh waktu 5-6 jam dari kota masuk ke lokasinya. Di situ Bapak ketemu seorang hamba Tuhan, yang berkata ada rumor bahwa untuk mengundang Bapak itu butuh tarif 100 juta, padahal tidak. Nah, Bapak malah suruh Ps Hengky untuk ambil uang 50 juta dan memberkati semua pendeta yang hadir. Ketua panitianya menangis, dan berkata bahwa dia berpikir akan keluar uang banyak, tapi justru Bapak ke tempat itu dengan biaya sendiri bahkan malah bagi-bagi uang.

Untuk jadi besar, kita harus tinggal di bawah. Karena kunci untuk jadi besar, jalannya harus melalui perendahan. Yesus untuk ditinggikan harus menjadi yang paling terkutuk (di kayu salib).


Ev. Hadassah Gloria Purnomo
Ilustrasi 1
Permainan Uno, di balik susunannya ada sesuatu yang tersembunyi. Artinya, satu pribadi di luarnya tampak selalu bahagia, tapi Tuhan buka hidupnya yang ternyata di dalamnya keras, ada luka, kepahitan selama hidupnya. Yang manusia lihat orang tersebut cheerful tapi Tuhan melihat di hatinya ada kekerasan, luka dan kepahitan. Tapi ada pribadi lainnya, yang dilihat dari luar kaku, tidak bisa bergaul. Tapi yang Tuhan lihat dari hatinya adalah kemanisan, kecantikan. Tuhan melihat yang di dalam kita.

Jangan pernah menghakimi manusia, karena kita tidak pernah tahu apa yang di dalam hati manusia. Terlalu banyak orang SOK TAU dengan hati sesamanya, padahal HANYA Tuhan satu-satunya pribadi yang tahu hati kita. 

Ilustrasi 2
Permainan Rubik, ibarat hati manusia acak, ribet dan tidak beraturan. Ada banyak kekacauan, sakit hati. Diri kita tidak bisa menyembuhkan hidup kita sendiri, bahkan seorang ahli pun tidak bisa menyembuhkan diri kita. Hanya tangan Tuhan yang mampu menyembuhkan hati kita, karena Dialah pencipta kita. 

Perendahan seringkali membuat kita sakit, tapi ketika kita kembali ke Tuhan maka Dialah Tuhan yang akan menyempurnakannya kembali. Manusia melihat di luar kita, tapi Tuhan melihat hati kita.

Mata manusia hanya bisa melihat yang terjadi di masa lalu dan sekarang tapi mata Tuhan bisa melihat yang di masa lalu, sekarang dan masa depan kita. Dialah penjamin masa depan kita, Dia Tuhan yang membuat skenario semua yang terjadi dalam hidup kita. 

Bapak PAP pernah berkata, beliau suka dengan bulan Maret. Banyak peristiwa terjadi dalam hidup Bapak di bulan maret, termasuk kepulangan beliau ke sorga juga di bulan Maret. Jadi, semua tetap dalam skenario Tuhan.

21 September 2003, tiang pancang Holy Stadium pertama, ditanam tabut Tuhan. 21 September 2015, tiang pancang kolam hati pertama. 21 September 2016 ada Faceless Generation di Setos. Sasa melihat penglihatan, membawa tabut masuk ke Setos. Klaim hadirat Tuhan akan menetap di kota semarang. Tabut Tuhan adalah simbol hadirat Tuhan. Mari menyembah bersama sampe hadirat Tuhan memenuhi hidup kita dan mengubahkannya. Ini akan menjadi pembalikkan keadaan besar-besaran, kota Semarang akan kembali menjadi milik Tuhan. 

Dari kacamata Tuhan, semua ada hitungannya, semua ada schedulenya. Seperti Ayub, di mata manusia ia sedang dihukum karena kesalahannua, tapi di mata Tuhan ia sedang diuji imannya. Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, mata manusia dan setan berkata habis sudah, ini kekalahan besar tapi Tuhan berkata ini adalah kemenangan besar karena Tuhan menjadi yang Ilahi, turun ke neraka dan bangkit kembali. 

Bapak Petrus Agung Purnomo dan Yusak Tjipto meninggal, orang berkata ini kekalahan tapi Tuhan melihat mereka sedang ditanam untuk lawatan besar. Mereka pulang di puncak kejayaan, mereka pulang dalam puncak destiny.

Tidak ada kegagalan dalam hidup kita. From glory to glory, from faith to faith, from grace to grace. Percaya pada kacamata Tuhan bahwa hidup kita akan disertai Tuhan ke mana pun kita pergi. Kemenangan besar dan keberhasilan sedang menunggu kita, karena destiny kita higher than ever. Tuhan yang menjamin hidup kita! 

Tuhan mengatur semuanya dengan sangat sempurna. 1000 PAP harus bangkit, tidak ada lagi penundaan ini waktunya Indonesia dan dunia dilawat Tuhan. Destiny kita terbang, bangkitlah seburuk apapun hidup kita karena Tuhan butuh pasukan-pasukan untuk memenangkan banyak jiwa bagi Kristus. Sekali kita bicara harus ada 1 juta orang bertobat, maka kita akan melihat dunia akan dimenangkan. 




Jurnalis: Yohana S. M (Semarang, 15 September 2016)

Unknown

About Unknown

I am a product of God's Grace I am never lucky, I am always blessed.

Subscribe to this Blog via Email :